Translate

Minggu, 21 April 2013

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARATA


PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARATA

Jawa > D.I Yogyakarta

Peta lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta Negara http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png Indonesia Hari jadi 4 Maret 1950 Dasar hukum U.U.No 3/1950 Ibu kota YogyakartaKoordinat 8º 30' - 7º 20' LS
109º 40' - 111º 0' 
BT Pemerintahan  - Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X Luas  - Total 3.185,80 km2 Populasi (2010)[1]  - Total 3.452.390 Demografi  - Suku bangsa Jawa (97%), Sunda (1%) [2] - Agama Islam (91,4%), Katolik (5,4%), Protestan (2,9%), Lain-lain (0,3%)  - Bahasa Bahasa JawaBahasa IndonesiaZona waktu WIBKabupaten 4 Kota 1 Kecamatan 78 Desa/kelurahan 440
Sejarah Perekonomian D.I.Y
Kota D.I.Y sebagai pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan budaya baru berkembang pesat setelah dua abad terakhir. Dengan kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya Revolusi Industri serta dikembangkannya berbagai industri massa membuat berbagai kota-kota tumbuh dengan pesat, termasuk D.I.Yogyakarta. Pertumbuhan ini ditandai dengan dibangunnya gedung baik untuk pemukiman, pelayanan publik, maupun kegiatan industri, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi.
Sebagian besar perekonomian di Yogyakarta disokong oleh hasil cocok tanam, berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan batik, kerajinan wayang kulit, kerajinan anyaman, dan lain-lain), dan wisata. Namun ada juga sebagian warga yang hidup dari ekspansi dunia pendidikan seperti rumah kost buat mahasiswa. Merupakan pemandangan yang biasa ketika anda sampai di Stasiun Yogyakarta atau di halte khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akan disambut oleh banyak tukang becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat tujuan mana saja yang layak untuk anda nikmati seperti toko baju, toko bakpia, mal, atau sekadar membeli cinderamata. Anda pun akan heran setelah tukang becak itu mengajak anda berkeliling kota seharian, mereka hanya akan meminta bayaran yang rendah. Mengapa bisa demikian? Ternyata mereka juga sudah mendapat bagian dari mengantarkan anda ke toko-toko tadi.
Secara ekonomi, jika dilihat dari potensi sumberdaya alamnya, Jogja bukan daerah makmur, apalagi kaya. Sektor pertanian tidak berkembang karena lahan sempit dan di beberapa daerah seperti Gunungkidul dan Kulonprogo. lahannya tidak subur. Industri manufaktur yang sering dipakai sebagai indikator kemakmuran, hanya 10% dari seluruh kegiatan ekonomi. Tetapi sektor jasa yang secara teori tumbuh sebagai penopang industri manufaktur – yakni sebagai penyedia jasa pekerja industri -, berkembang pesat dan dominan. Data statistik tahun 1999 BPS menyebutkan sektor jasa mencapai lebih dari 86% dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat Jogja.
Siapa konsumen yang membesarkan sektor jasa ini?
Secara historis pada akhir abad 19 di Jogja dan sekitarnya pernah berdiri 17 buah pabrik gula milik Belanda. Industri gula ini tidak berumur panjang karena hancur oleh Perang Dunia II (kecuali Madukismo yang hingga sekarang masih hidup), meninggalkan fasilitas pendukung yang berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Jogja di masa-masa selanjutnya sampai kini, yakni transportasi kereta api. Sarana ini mulai dioperasikan oleh perusahaan Belanda NIS Mij tahun 1872.
Karena posisi geografisnya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa, Jogja dipilih sebagai tempat pemberhentian dan pertemuan kereta-kereta api dari jurusan Barat (Jakarta -Bandung), dari jurusan Timur (Surabaya) dan jurusan Utara (Semarang). Adanya sarana ini meningkatkan jumlah pengunjung dan pendatang di Jogja. Hotel-hotel didirikan di sekitar Stasiun Tugu untuk melayani para pedagang dan pelancong yang ingin melihat Candi Borobudur.
Tionghoa yaitu kampung Kranggan (sekarang menjadi Pasar Kranggan di Jalan Diponegoro), meluas hingga ke kampung Tugu Kulon (kampung di sebelah Barat Jalan Mangkubumi, antara Kranggan sampai Gowongan Lor) dan bahkan kemudian ke selatan Stasiun Tugu menjadi daerah Pacinan, yang sekarang dikenal sebagai Malioboro.
Seiring dengan semakin banyaknya para pedagang dan pelancong, semakin banyak pula para pelajar pendatang yang bersekolah di Jogja. Mendekati tahun 1900, banyak sekolah guru (Kweekschool) didirikan oleh Pemerintah Belanda, disusul kemudian dengan sekolah rakyat, sekolah teknik, dan sebagainya. Tahun 1946 berdiri Universitas Gadjah Mada yang merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia, disusul beberapa perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Islam Indonesia yang pindah dari Jakarta ke Jogja, Akademi Seni Rupa Indonesia dan sebagainya. Berkembanglah Jogja sebagai kota pelajar dan mahasiswa. Berbagai usaha jasa muncul untuk melayani mereka. Usaha pondokan, warung makan murah, pasar sepeda dan sebagainya pun mulai bermunculan.
Pedagang, pelancong, pelajar dan mahasiswa adalah kelompok yang berperan sangat penting dalam menentukan ciri ekonomi masyarakat Jogja di masa-masa selanjutnya hingga saat ini. Ciri-ciri itu antara lain: dominan di sektor jasa, dominan skala kecil dan eceran, tetapi memiliki rentang yang sangat lebar, mulai dari jasa untuk konsumen kelas atas sekali hingga bawah sekali. Mulai yang tradisonal sekali hingga yang modern. Apa yang ditulis ini menunjukan betapa hiruk pikuknya sektor jasa yang berkembang di Jogja, khususnya tempat makan dan tempat berbelanja. Mulai tempat makan angkringan di pasar, hingga restoran hotel berbintang mewah. Sejak dari rumah makan menu Jawa, Padang sampai Eropa. Mulai penjual pakaian bekas di pasar hingga butik gemerlap penggemar pesta.
Produk Unggulan D.I.Y
Objek wisata yang menarik di Yogyakarta: MalioboroKebun Binatang GembiralokaIstana Air Taman SariMonumen Jogja KembaliMuseum Keraton YogyakartaMuseum SonobudoyoLereng MerapiKaliurangPantai ParangtritisPantai BaronPantai SamasGoa SelarongCandi Prambanan,Candi Kalasan, dan Kraton Ratu Boko. Sekitar 40 km dari barat laut Yogyakarta terdapat Candi Borobudur, yang ditetapkan pada tahun 1991 sebagai Warisan Dunia UNESCO. Yogyakarta terkenal dengan makanan yang enak, murah, bergizi sekaligus membuat kangen orang-orang yang pernah singgah atau berdomisili di kota ini. Ada angkringan dengan menu khas mahasiswa, ada bakmi godhog di Pojok Beteng, sate kelinci diKaliurang plus jadah Mbah Carik, sate karang Kotagedhe, sego abang Njirak Gunung Kidul dan masih banyak tempat wisata kuliner yang lain. Di wilayah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Wonokromo, terdapat Sate Klathak.
 Beberapa produk unggulan D.I.Y :

SALAK PONDOH
Sleman merupakan sentra penghasil dan penelitian buah dan bibit Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Selain buah dan bibit, diproduksi olahan salak dalam bentuk kripik, sirup, dan dodol. Disamping itu Kabupaten Sleman menghasilkan Salak Gading yang memiliki warna kuning gading nan eksotik dengan rasa manis sedikit masam. Jumlahnya 21.254 batang dengan produksi sebesar 1.379 Kw/Tahun. Sleman saat ini sedang mengembangkan salak varitas baruYang memiliki rasa manis luar biasa sehingga disebut dengan Salak Madu Jumlah salak istimewa ini baru sekitar 1.287 rumpun dan terus dikembangkan keseluruh kabupaten.
Kontak Person:  Salak Pondoh :Suharno, (0274-547309); Sutrisno, (08562862621); Salak Madu : Mujono,Balerante, Wonokerto, Turi; Salak Gading : Iskandar (08122780412)

BERAS ORGANIK
Sleman memiliki padi varitas lokal yang beraroma wangi, bercitarasa gurih dan teksturnya pulen. Varitas ini respon terhadap pupuk organik, sehingga budidayanya  tanpa menggunakan bahan kimia buatan. Varitas lokal ini dikenal dengan Menthik Wangi, Cempa, Ketan Kuthuk, Ketan Ireng, Raja Lele dan Hoing.

JAMUR
Lereng Merapi yang berhawa sejuk memproduksi jamur konsumsi maupun jamur obat. Jamur konsumsi yang berkembang adalah Jamur Kuping dan Jamur Tiram  dengan produksi (kering) 42,2 ton / musim. Sedangkan jamur obat yang dikembangkan adalah Jamur Lingzhie. Sekarang terus dikembangkan baik varitas maupun jumlahnya, karena sumberdaya alam yang ada sangat mendukung.

MELINJO
Tanaman melinjo mendominasi pekarangan  di pedesaan. Di Kabupaten Sleman terdapat 361.184 batang dengan produksi 17.531 Kw/Tahun.  Luas areal pekarangan yang dimanfaatkan tanaman ini mencapai 3604 Ha. Biji melinjo merupakan bahan baku emping melinjo.

BAKPIA PATHOK
Bakpia adalah produk oleh oleh khas jogjakarta yang awal produksinya sekitar tahun 80an di kampung patuk Jogjakarta.

KERAJINAN BATIK
Batik merupakan kerajinan khas Yogyakarta dan merupakan cenderamata yang banyak dicari wisatawan. Pada abad ke-15 seni batik telah mulai maju dan berkembang. Ketika itu seni batik mendapat pengaruh dari Agama Budha, Hindu, dan Islam terhadap corak batik yang ada. Pada Jaman ini batik hanya dibuat di dalam lingkungan Kraton dan digemari oleh puteri Kraton.
Batik memiliki beragam motif. Tak hanya dari dalam negeri, batik ada yang berasal dari mancanegara, seperti Rusia.

Di Indonesia sendiri, motif batik juga bervariasi, diantaranya adalah batik Jogja dan batik Solo. Walau keduanya menggunakan ukel dan semen-semen, namun sebenarnya kedua batik ini berbeda. Perbedaannya terletak pada warnanya. Batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan batik Solo berwarna kuning dengan corak tanpa putih.

Penggunaan kain batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat aturan yang pakem mengenai penggunaan kain batik ini. Untuk acara perkawinan, kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih, Taruntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro, atau Gringsing Mangkoro. Beberapa contoh motif batik klasik Yogyakarta antara lain: Parang, Geometri, Banji, Tumbuhan Menjalar, Motif tumbuhan Air, Bunga, Satwa dalam kehidupan dan lain-lain. Penggunaan Batik dewasa ini bukan hanya sebagai kain tetapi juga sebagai Pakaian jadi, Bed Cover, Sarung Bantal dan lain-lain.

Saat ini batik telah menjadi tren baru di tengah masyarakat. Tak hanya sandang yang menggunakan kain batik sebagai bahannya. Sarung bantal, gordyn, dan seprei pun telah ada yang menggunakan kain batik. Ini adalah awal mula yang baik bagi pelestarian seni batik. Awalnya harus mencintai dahulu, kemudian muncul rasaandarbeni (memiliki) dan akhirnya nguri-uri (melestarikan).

Kesadaran ini sudah mulai dan terus digalakkan. Batik Tamanan Kraton pun dibentuk untuk khusus membatik motif Kraton Jogja.
Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini berkembang dengan pesat. Tidak kurang dari 400 motif batik khas Yogyakarta yang terdiri dari motif batik klasik maupun motif batik modern berada di Yogyakarta sehingga Yogya dikenal dengan sebutan Kota Batik.
Industri Batik terdapat di seluruh Wilayah DIY. Di kota Yogyakarta, industri batik banyak berada di Tirtodipuran, Panembahan, dan Prawirotaman.



Pendapat saya : kota D.I. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan cukup pesat dari berbagai sektor, mulai dari hasil cocok tanam, berdagang , industri kerajinan sampai wisata. Namun, dari berbagai bidang tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat pembangunan D.I.Y yaitu lahan yang sempit, terbatasnya lahan yang tersedia membuat D.I.Y tidak dapat  berkembang maksimal. Pemerintah harus mencari solusi bagaimana agar pembangunan tetap dapat berjalan walaupun lahan yang tersedia sempit agar sektor pertanian atau cocok tanam bisa lebih berkembang. Selain itu ada sebagian lahan di Yogyakarta yang tidak subur khususnya di daerah Gunung Kidul. Hal ini menyebabkan daerah Gunung Kidul tidak bisa berkembang dan juga sering mengalami kekeringan.

Yogyakarta merupakan kota yang strategis pada zaman belanda dahulu, Karena posisi geografisnya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa, Jogja dipilih sebagai tempat pemberhentian dan pertemuan kereta-kereta api dari jurusan Barat (Jakarta -Bandung), dari jurusan Timur (Surabaya) dan jurusan Utara (Semarang). Adanya sarana ini meningkatkan jumlah pengunjung dan pendatang di Jogja.

Produk unggulan yang di miliki Yogyakarta seperti SALAK PONDOH, BERAS ORGANIK, JAMUR, MELINJO, BAKPIA PATHOK, KERAJINAN BATIK dan masih banyak lagi yang membuat kota yogyakarta semakin memiliki nilai tersendiri untuk di kunjungi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan D.I.Y, yaitu :

1.      Posisi geografis
2.      Kesenian & Budaya yang dimiliki
3.      Sistem Pemerintahan yang masih mempertahankan keistimewaan
4.      Keadaan alam,khususnya objek-objek wisata yang terdapat di Yogyakarta
5.      Sumber daya manusia yang dimiliki

Minggu, 07 April 2013

Ada Alat Khusus Pengendali BBM Subsidi, Bisa Hemat APBN Rp 20,9 Triliun/Tahun


Jakarta - Program pengendalian BBM subsidi yang dicanangkan Kementerian ESDM melalui Permen ESDM No.1 Tahun 2013 dinilai belum efektif. Kini ada Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) yang sedang dikembangkan PT Pertamina, diyakini bisa menghemat APBN Rp 20,9 triliun per tahun.

Pola SMP ini nantinya setiap kendaraan akan dipasangi Radio-frequency identification (RFID) dan dengan sistem ini kendaraan plat merah, tambang, perkebunan, kehutanan, mobil pribadi tidak bisa leluasa membeli BBM subsidi.

Berdasarkan data PT Pertamina yang dikutip detikFinance, Minggu (7/4//2013) dengan sistem SMP ini negara bisa menghemat volume BBM subsidi mencapai 6,2 juta KL lebih setara dengan Rp 20,90 triliun per tahun.

"Dengan sistem SMP tersebut implementasi Permen ESDM No.1 Tahun 2013 (kendaraan dinas/BUMN/BUMD dan kendaraan operasional pertambangan, perkebunan serta kehutanan) akan berjalan efektif dan dapat menghemat hingga 250.000 KL Premium dan 1 juta KL solar per tahun," jelas data Pertamina.

Dengan sistem SMP tersebut juga bisa menghilangkan pelangsir BBM (pengisian BBM berulang-ulang). Dalam cacatan Pertamina kegiatan pelangsair ini setahun mencapai 100.000 KL premium dan 400.000 KL solar atau senilai Rp 1,76 triliun.

"Bahkan jika Pemerintah memberlakukan pengaturan kendaraan pribadi jenis bensin dan solar khususnya untuk wilayah Jabodetabek saja dalam setahun bisa menghemat 3,07 juta KL lebih premium dan 1,44 juta KL solar dalam setahun atau senilai Rp 14,76 triliun," jelas Pertamina.

Sehingga apabila implementasi SMP BBM dan program pengaturan BBM PSO berjalan efektif, maka penghematan nilai subsidi per tahun kurang lebih Rp 20,90 triliun per tahun.


Menurut pendapat saya: sebaiknya pihak pemerintah melakukan suatu rencana yang membuat beban subsidi dapat di tekankan semaksimal mungkin agar dapat menurunkan beban subsidi  setiap tahun yang selalu meningkat namun tidak memberatkan kepada rakyat, dengan membuat rencana beban subsidi dapat berkurang tidak mudah, harus memikirkan secara matang masalah-masalah yang akan timbul jika membuat rencana penghematan subsidi apalagi yang berhubungan langsung dengan rakyat dampaknya, pemerintah sebaiknya melakukan penghematan subsidi melalui teknologi mengapa dengan adanya teknologi biaya-biaya yang di keluarkan untuk subsidi dapat di kurangi semaksimal mungkin salah satunya dengan teknologi RFID ini bukan dengan cara ini saja penghematan dapat di lakukan masih banyak cara yang mungkin dapat di berlakukan untuk menekan biaya subsidi rakyat.

                 Namun pihak rakyat juga perlu berfikir hemat dengan adanya subsidi ini, hanya di gunakan untuk sebaik mungkin, jangan dengan adanya subsidi ini rakyat merasa keringanan dan tidak di gunakan untuk manfaat yang lebih.