Jalesveva
Jayamahe
Rudal Yakhont P 800/YAKHONT adalah
rudal supersonik strategis generasi keempat buatan Rusia yang baru digunakan
oleh Rusia, Indonesia, Vietnam, Suriah dan India. Yakhont memiliki jarak tembak
300 Km atau setara dengan jarak Surabaya ke Semarang dengan sistem peluncur
vertikal (VLS), sedangkan hulu ledaknya adalah 300 Kg
yang mampu menenggelamkan kapal LST(landing ship tank) dengan sekali tembak
pada jarak 250 km .
Di Asia
Tenggara, Yakhont hanya digunakan oleh Vietnam dan Indonesia. Perbedaannya,
Vietnam menempatkan rudalnya di Silo (tempat peluncuran) di pantai, bersifat
statis, untuk keperluan defensif untuk menghadang kapal-kapal perang Cina yang
bersengketa dengan Vietnam tentang kepulauan Spratly, sedangkan Indonesia
menempatkannya di atas kapal perang yang bersifat dinamis, bisa digunakan untuk
keperluan ofensif maupun defensif.
Salah satu kapal perang indonesia, fregat TNI AL yaitu KRI Oswald Siahaaan 354 sukses melakukan uji
coba penembakan rudal Yakhont di Samudera Indonesia.
Pada tahun 2010
dilakukan penggantian senjata rudal yang semula menggunakan rudal 8x Harpoon
McDonnel Douglas buatan USA diganti dengan rudal 4x P-800 Oniks Yakhont buatan
Rusia. Penggantian ini dilakukan oleh PT PAL
Bertugas sebagai
armada patroli sekaligus armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan,
anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Perubahan ini terjadi, karena sampai
saat ini negara-negara ASEAN lainnya masih mengandalkan rudal jarak pendek saja
seperti Exocet dan Harpoon.
Selain kecepatannya yang tinggi,
sekitar 2,5 kali kecepatan suara (supersonik), keunggulan rudal Yakhont adalah
kemampuannya untuk terbang pada ketinggian hanya 5 sampai 10 meter di atas permukaan
laut. Ketinggian yang rendah ini sulit ditangkap oleh radar, sehingga
kedatangan Yakhont hanya bisa dideteksi secara visual pada saat rudal sudah
berada sangat dekat dengan sasaran. Saat tidak ada waktu lagi untuk menghindar
Yakhont milik TNI AL sudah menerjang kapal perang lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar